BANJARNEGARA, Puluhan warga Desa Karangtengah, Batur, Banjarnegara berdemo mendatangi Kantor Desa mencari Kepala Desa untuk menuntut keadilan dan penjelasan terkait penganiayaan 3 petani yang dilakukan 6 orang tukang pukul bayaran, yang diduga dibiayai oleh orang-orang tak bertanggung jawab. Jumat (13/10/2023).
Dijelaskan oleh korban penganiayaan Khotijah dan Aqil bahwa, bermula dari ketidak transparan Pak Kades atas pemanfaatan lahan wilayah telaga merdada area exs Pabrik Jamur PT. Dieng Djaya yang sudah lama mangkrak, yang dikelola oleh kelompok tani masyarkat.
" Saat saya dan kawan-kawan diundang untuk mediasi ke merdada pada hari Jumat tanggal 15 September 2023, kami hadir sekitar jam 13.00 WIB selepas shalat Jumat. Disana sudah banyak berkumpul orang-orang yaitu Aldo, Khatom, Asiki, Edi Komaro, Hermawan, dan Arif (Warga Buntu), “ kata Aqil.
Lanjutnya, “ Saat sampai disana setahu kami musyawarah, namun terjadi pengroyokan terhadap saya (Aqil) dan Gus Latif oleh enam orang, ada yang menggunakan Kunci Roda, ada yang menggunakan linggis, ada yang menggunakan kayu. Saat Khotijah melerai, mereka memukul Khotijah. Karena kami kalah jumlah, akhirnya kami melarikan untuk menyelamatkan diri dan langsung ke Puskesmas untuk dilakukan visum. Selanjutnya kami melaporkan kejadian penganiayaan tersebut ke Polsek Batur." Kata korban.
Menurut keterangan korban, para pelaku diduga diperintah oleh pihak yang mengaku dari PT. Dieng Djaya, diduga pihak dari Bambang Purwanto (mantan Pimpinan PT. Dieng Djaya), dan diduga pihak dari Kades Karangtengah.
Kejadian tersebut dikatakan korban diduga sudah direncanakan mengingat bahwa, beberapa oknum yang menyaksikan diam saja justru merekam video HP saat penganiayaan yang dilakukan oleh Feri, Amin Wahyudi, Ari dari PT. Dieng Djaya, Mail, dan Selamet.
" Saat ini kasus penganiayaan sudah dilimpahkan ke polres Banjarnegara, dan kami bertiga sudah di BAP, namun hingga saat ini belum ada titik terang atas kasus tersebut, bahkan para pelaku masih bebas berkeliaran di Desa Karangtengah dan masih mengintimidasi kepada kami." Tutur Khotijah selaku Ketua Kelompok Tani Arwana Desa Karangtengah.
Kata Khotijah kepada awak media bahwa, pernah didatangi salah satu oknum anggota polsek Batur di rumahnya.
" Saya diminta bergabung dengan PT Dieng Djaya agar kehidupannya lebih enak dan terjamin, namun bila menolak tawaran ini, dan sampai mencuat keluar, dikatakan oknum anggota tersebut berarti mengajak perang dengannya." Tiru Khotijah atas perkataan oknum tersebut.
Kedua korban beserta warga dihadapan awak media menyampaikan pesan,
" Kami menuntut keadilan atas tindakan penganiayaan yang kami alami. Kepada Bapak Presiden Jokowi, Bapak Kapolri beserta Jajarannya, kami sungguh-sungguh memohon untuk bantuannya. Kami juga meminta kepada aparat penegak hukum untuk adil dalam menyelesaikan kasus-kasus yang terjadi di Desa Karangtengah, Batur, Banjarnegara. Kami menuntut Kepala Desa untuk transparan kepada warganya, penyimpangan di desa kami sangat banyak, kemana kami harus melapor ? Saya berharap dengan bantuan kawan-kawan media, apa yang diharapkan warga Karangtengah segera mendapatkan perhatian Bapak Presiden, Bapak Kapolri, Bapak Bupati Banjarnegara. " Keluh warga.
Linda Amarsia anak dari Khotijah dari wanita menyatakan,
" Saya selaku anak dari Ibu Khotijah, saya minta keadilan atas penganiayaan terhadap ibu saya. Kepala Desa Karangtengah lihatlah masyarakatnya, ada kasus seperti ini kok menghindar tidak segera diselesaikan. Saya akan cari terus keberadaan Pak Kades Karangtengah, saya menuntut keadilan, saya tidak terima ibu saya jadi korban penganiayaan. Hukum harus ditegakkan, siapa yang berbuat harus bertanggungjawab atas perbuatannya. "
Kawasan Telaga Merdada saat ini sedang ditata oleh Dinas Pariwisata Banjarnegara untuk dijadikan destinasi wisata dengan alokasi anggaran APBD Kab Banjarnegara Tahun Anggaran 2023 sebesar 5 Milyar lebih. Dari data yang di dapatkan tim media proyek tersebut adalah proyek tahun tunggal 2023 dikerjakan oleh CV. Berkah Putra dengan nilai kontrak Rp. 4.071.052.000, -
Menurut warga Proyek Pembangunan Kawasan Wisata tersebut belum disosialisasikan ke Warga. Warga kawatir kesulitan air, sebab telaga merdada tersebut adalah salah satu sumber air untuk kebutuhan pengairan tanaman.
Menurut informasi yang tim awak media dapatkan, paska demo 12 Oktober 2023 warga Desa Karangtengah pada hari Senin, 16 Oktober 2023 ketiga korban melayangkan surat permohonan hasil penyelidikan (SP2HP) yang kedua kepada Kapolres Banjarnegara yang ditembuskan ke PJ. Bupati Banjarnegara, Kajari Banjarnegara, Kapolri, dan Presiden Jokowi.
Warga mengacam bila pelaku penganiayaan tidak segera ditangkap, akan melakukan demo ke Mapolres Banjarnegara bersama-sama.
(Hendra)